Event

Mengapa Tidak Semua Penderita Kanker Payudara Butuh Kemoterapi?

Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
03 November 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling sering dialami wanita di seluruh dunia. Namun, perawatan setiap pasien bisa berbeda, tidak semua harus menjalani kemoterapi. Kemoterapi memang merupakan salah satu metode utama untuk menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, tetapi penggunaannya kini menjadi lebih selektif. Berkat kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi genomik, dokter dapat menilai dengan lebih tepat siapa yang benar-benar membutuhkan kemoterapi, dan siapa yang bisa aman tanpa terapi tersebut.


Apa itu Kemoterapi dan Kapan bisa Digunakan?

Kemoterapi adalah metode pengobatan kanker menggunakan obat yang bekerja dengan cara menghancurkan sel kanker, atau setidaknya memperlambat pertumbuhannya. Dalam konteks kanker payudara, kemoterapi bisa diberikan sebelum operasi (disebut sebagai terapi neoadjuvant) dengan tujuan untuk mengecilkan ukuran tumor, atau sesudah operasi (disebut sebagai terapi adjuvant) untuk mencegah kekambuhan kanker. Namun, karena kemoterapi memiliki efek samping seperti rambut rontok, mual, kelelahan, bahkan gangguan jantung, dokter kini mempertimbangkan dengan hati-hati apakah manfaatnya benar-benar lebih besar daripada risikonya untuk setiap pasien.


Mengapa Kemoterapi Tidak Selalu Dibutuhkan?

Berikut ini beberapa alasan yang menjelaskan mengapa pada sebagian penderita kanker payudara, kemoterapi mungkin tidak jadi pilihan utama atau bisa dihindari.

1. Karakteristik tumor yang relatif “rendah risiko”

Tidak semua kanker payudara bersifat agresif. Sebagai contoh, tumor dengan hasil pemeriksaan reseptor hormon positif (ER+, PR+), gen HER2 negatif, dan tanpa penyebaran ke kelenjar getah bening seringkali memiliki risiko kekambuhan yang rendah. Dalam kondisi seperti ini, manfaat kemoterapi mungkin sangat kecil. Oleh karena itu, pada tipe kanker payudara ini cukup dengan terapi hormon. Fakta ini didukung dengan hasil studi besar yang dinamakan “TAILORx trial”. Studi ini menunjukkan bahwa sekitar 70% penyintas kanker payudara tipe Hormon positif, HER2 negatif, stadium klinis awal, dan tanpa penyebaran ke kelenjar getah bening, ternyata tidak mendapat manfaat signifikan dari kemoterapi, melainkan cukup dengan terapi hormon saja.

2. Tes genetik untuk menilai manfaat kemoterapi

Pemeriksaan molekuler seperti MammaPrint dapat menganalisis gen dalam sel tumor untuk memperkirakan risiko kekambuhan dan manfaat kemoterapi. Jika hasil tes menunjukkan risiko rendah, pasien bisa menghindari kemoterapi tanpa mengurangi efektivitas pengobatan, dan fokus pada terapi hormon serta pemantauan rutin. Studi yang mendasari validasi pemeriksaan ini memungkinkan pengobatan kanker payudara menjadi lebih personal dan sesuai dengan profil genetik masing-masing pasien.

3. Pertimbangan kondisi individu dan kualitas hidup

Dokter juga memperhitungkan usia, kondisi kesehatan lain, dan preferensi pasien. Pada pasien dengan manfaat kemoterapi yang sangat kecil, keputusan untuk tidak menjalani kemoterapi bisa menjadi langkah yang lebih aman dan manusiawi.

4. Pendekatan multimodal dan pilihan terapi lain yang mungkin lebih efektif

Untuk kanker payudara tahap awal, kombinasi terapi seperti operasi + radioterapi + terapi hormon sering kali sudah cukup efektif. Dalam kasus seperti ini, kemoterapi bisa dihindari tanpa mengurangi peluang kesembuhan.


Mengapa keputusan mengenai kemoterapi ini penting?

Menghindari kemoterapi ketika memang tidak diperlukan berarti mengurangi beban fisik, emosional, dan finansial bagi pasien. Efek samping kemoterapi yang perlu dipertimbangkan tidak hanya mencakup jangka pendek. Beberapa efek lain seperti kerusakan organ, kesehatan jantung, dan kualitas hidup jangka panjang juga tidak boleh luput dari perhatian. Oleh karenanya, pendekatan yang menyesuaikan pengobatan dengan risiko individu (yang disebut “personalized medicine”) menjadi semakin penting.

KALGen Innolab mendukung pendekatan pengobatan kanker payudara yang lebih personal melalui layanan pemeriksaan biomarker dan tes molekuler. Tes ini membantu dokter menilai karakteristik tumor dan risiko kekambuhan secara lebih spesifik, sehingga keputusan terapi dapat dibuat dengan lebih yakin dan terarah. Dengan teknologi laboratorium yang akurat, cepat, dan tersertifikasi, KALGen Innolab membantu pasien mendapatkan pengobatan yang tepat sasaran, minim risiko, dan menjaga kualitas hidup.


(Keywords: kemoterapi kanker payudara, apakah semua kanker payudara perlu kemoterapi, jenis kanker payudara tanpa kemoterapi, pengobatan kanker payudara, tes genetik kanker payudara, terapi kanker tanpa kemo, HER2 breast cancer, ER PR positive cancer, genomic testing breast cancer, KALGen Innolab, KAL-Screen, deteksi kanker payudara, keputusan kemoterapi, perawatan kanker modern, personalisasi pengobatan kanker, kemoterapi atau tidak, panduan pasien kanker payudara, breast cancer chemotherapy decision, why not all need chemo, precision oncology Indonesia)


Referensi:

  1. American Society of Clinical Oncology. (n.d.). Journals: ASCO publications & resources. ASCO. https://ascopubs.org

  2. National Cancer Institute. (2018, June 3). TAILORx trial finds most women with early breast cancer do not benefit from chemotherapy. National Institutes of Health. https://www.cancer.gov/news-events/press-releases/2018/tailorx-breast-cancer-chemotherapy

  3. Reuters. (2018, June 3). Many women with early breast cancer can skip chemotherapy, study finds. Reuters Health News. https://www.reuters.com/article/us-health-cancer-breast/many-women-with-early-stage-breast-cancer-can-skip-chemotherapy-study-idUSKCN1IZ0GK

  4. WebMD. (n.d.). Your Guide to Chemotherapy for Breast Cancer. WebMD Medical Reference. https://www.webmd.com/breast-cancer/treatment-chemotherapy

  5. WebMD. (n.d.). Chemotherapy: How It Works and How You'll Feel. WebMD Medical Reference. https://www.webmd.com/cancer/chemotherapy-what-to-expect

  6. WebMD. (n.d.). Breast cancer treatment. WebMD Medical Reference. https://www.webmd.com/breast-cancer/breast-cancer-treatment

Baca Juga Yang Lainnya

Apa Itu Triple‑Negative Breast Cancer (TNBC) dan Kenapa Sulit Diobati?
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
17 November 2025
Mengungkap Peran Hormon dalam Kanker Payudara: Wawasan Penting untuk Deteksi dan Pencegahan
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
17 November 2025
Kapan Benjolan di Payudara Wajib Diperiksa, dan Kapan Tidak? Ini Penjelasan Dokternya
Ditinjau oleh dr. Devi Elora - KALGen Academia Team
14 November 2025
Artikel Lainnya
Apa Itu Triple‑Negative Breast Cancer (TNBC) dan Kenapa Sulit Diobati?
tnbc-kanker-payudara-paling-agresif
Mengungkap Peran Hormon dalam Kanker Payudara: Wawasan Penting untuk Deteksi dan Pencegahan
hormon-dan-kanker-payudara-fakta-terbaru
Kapan Benjolan di Payudara Wajib Diperiksa, dan Kapan Tidak? Ini Penjelasan Dokternya
benjolan-payudara-kapan-harus-diperiksa
Ketika Tubuh Memulai Perubahan yang Tak Terlihat, Inilah Cerita di Balik Mutasi Sel Payudara
sinyal-awal-mutasi-payudara-tubuh-bicara
LOADING ...