Jika tidak ditangani dengan segera, kanker dapat menimbulkan komplikasi serius hingga mengancam nyawa. Kanker yang terdeteksi pada stadium lanjut juga dapat menyebabkan katastropik secara finansial. Semakin dini sel kanker terdeteksi dan ditangani oleh dokter, maka dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien lebih besar. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun akan 4x lipat lebih tinggi jika kanker terdeteksi dini. Selain itu, jika terdiagnosis di stadium yang lebih awal, biaya pengobatan akan lebih murah dibandingkan jika terdiagnosis di stadium lanjut, karena kanker stadium lanjut memerlukan pengobatan yang lebih banyak dan lebih kompleks seperti adanya pembedahan, kemoterapi, radiasi, terapi hormonal, maupun terapi target. Deteksi dini kanker merupakan langkah awal untuk mencegah komplikasi penyakit hingga kematian.
Ragam Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker di Indonesia
Terdapat beberapa jenis deteksi dini kanker yang dapat dilakukan di faskes Indonesia. Sejauh ini baru ada dua jenis kanker yang sudah memiliki program rutin pemeriksaan deteksi dini yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan milik pemerintah seperti puskesmas, yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Sedangkan dua pemeriksaan lainnya yaitu kolonoskopi dan LDCT paru belum dilakukan secara rutin.
Pemeriksaan SADANIS
Kanker payudara dapat dicegah dengan adanya program SADANIS (Pemeriksaan payudara klinis) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya benjolan atau tanda-tanda abnormal lain (ke arah kanker) pada payudara. SADANIS direkomendasikan untuk dilakukan 1 tahun sekali untuk wanita berusia 40 tahun keatas, dan setiap 1-3 tahun sekali untuk wanita usia 25-39 tahun. Pemeriksaan SADANIS biasanya dilakukan bersamaan dengan IVA dan PAP Smear.
Pemeriksaan IVA dan PAP Smear
Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan IVA atau PAP Smear. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan visualisasi menggunakan asam asetat, untuk melihat lesi pra kanker pada leher rahim. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan, dokter umum, perawat, dan dokter spesialis obgyn. Jika hasil abnormal pada pemeriksaan IVA, maka menunjukkan adanya lesi pra-kanker dari kanker serviks. Selanjutnya, Pemeriksaan PAP smear adalah tes yang digunakan untuk melihat atau mengetahui kondisi sel-sel serviks (leher rahim). Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel berupa sel-sel dari dinding rahim, kemudian dimasukkan ke dalam kaca objek, dan nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan IVA dan PAP smear direkomendasikan dilakukan rutin secara berkala untuk semua wanita yang sudah aktif secara seksual.
Mammografi
Pemeriksaan mamografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar X dosis rendah untuk melihat jaringan payudara. Pemeriksaan mamografi bisa mendeteksi benjolan kecil yang tidak teraba saat pemeriksaan SADANIS. Ketika didapatkan adanya benjolan yang tidak terlihat pada payudara, dokter biasanya akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan USG.
Pemeriksaan USG Mammae
USG mammae dapat digunakan untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan USG ini dapat melihat lebih jelas benjolan yang terdapat di dalam payudara. USG dapat membedakan benjolan yang yang bersifat lebih padat dan yang lebih renggang. Pemeriksaan USG dapat membantu dokter untuk menentukan benjolan pada payudara disebabkan oleh kista atau tumor.
Kolonoskopi
Pemeriksaan kolonoskopi dilakukan untuk melihat bagian dalam usus besar (kolon) dan rektum. Prosedur ini menggunakan alat yang disebut kolonoskop, yaitu tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan lampu di ujungnya. Alat ini kemudian dimasukkan melalui anus. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi adanya benjolan, peradangan, dan kondisi-kondisi abnormal lainnya di dalam usus. Namun pemeriksaan ini baru bisa dilaksanakan di fasilitas kesehatan lebih tinggi, seperti di Rumah Sakit dan belum rutin untuk dilakukan jika tidak ada indikasi medis atau keluhan.
LDCT (Low-Dose Computed Tomography)
Pemeriksaan LDCT merupakan pemeriksaan pencitraan medis yang menggunakan dosis radiasi rendah (dibandingkan CT Scan konvensional) untuk menghasilkan gambar detail paru. Pemeriksaan ini cukup penting untuk mendeteksi dini kanker paru, terutama untuk kelompok berisiko tinggi seperti perokok berat. Namun, belum semua Rumah Sakit memiliki fasilitas pemeriksaan ini.
Kini, ada metode deteksi dini kanker yang lebih modern yang dipasarkan KALGen Innolab, yaitu SPOTMAS-10. Berbeda dengan deteksi dini konvensional yang hanya mendeteksi satu organ dalam satu waktu, SPOTMAS dapat mendeteksi 10 jenis kanker sekaligus. 10 jenis kanker ini merupakan kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi dan agresivitas yang cukup besar, yaitu kanker paru, payudara, usus besar, lambung, hati dan saluran empedu, endometrium, pankreas, kerongkongan, ovarium, kepala dan leher. Metode unik yang SPOTMAS-10 adalah dapat mendeteksi dini kanker dengan cara mencari fragmen DNA sel tumor yang bersirkulasi (disebut dengan ctDNA).
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Deteksi dini kanker payudara dengan SADARI dan SADANIS [Internet]. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; [cited 2025 Jun 9]. Available from: https://upk.kemkes.go.id/new/deteksi-dini-kanker-payudara-dengan-sadari-dan-sadanis