Event

Efek Kerja Shift Malam pada Risiko Kanker Payudara: Studi dan Implikasinya bagi Pekerja Wanita Indonesia

KALGen Academia Team
09 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp


Banyak wanita Indonesia bekerja malam hari—mulai dari perawat, petugas keamanan, operator pabrik, hingga layanan pelanggan 24 jam. Pola kerja ini dikenal sebagai shift malam, yaitu bekerja saat tubuh sebenarnya butuh istirahat. Masalahnya, tubuh manusia memiliki jam biologis alami, yang disebut ritme sirkadian. Jam ini mengatur kapan kita seharusnya tidur, bangun, makan, dan memperbaiki sel-sel tubuh. Ketika pola ini terganggu—misalnya karena harus begadang dan aktif di malam hari—keseimbangan hormon dan sistem kekebalan tubuh bisa ikut terganggu, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker payudara.


Fakta ini bukan sekadar spekulasi. Sejak tahun 2007, IARC (International Agency for Research on Cancer), lembaga di bawah WHO, telah mengklasifikasikan kerja malam sebagai "kemungkinan penyebab kanker" (Group 2A). Namun, benarkah kerja malam bisa langsung memicu kanker payudara?


Hubungan Shift Malam dengan Kanker Payudara

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kerja shift malam dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Berikut adalah beberapa mekanisme yang menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi:


1. Gangguan Hormon Melatonin

Tubuh memproduksi melatonin di malam hari saat kita tidur dalam kondisi gelap. Hormon ini membantu kita tidur nyenyak dan juga berperan sebagai pelindung alami dari pertumbuhan sel kanker. Namun, saat bekerja di malam hari dan terpapar cahaya terang, produksi melatonin menurun drastis. Dampaknya:

  • Sistem kekebalan tubuh melemah

  • Proses perbaikan sel tubuh terganggu

  • Kadar hormon estrogen meningkat, yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker payudara


2. Jam Biologis yang Terganggu

Bekerja pada malam secara terus-menerus mengacaukan jam biologis tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ritme ini mengatur banyak hal penting seperti tidur, metabolisme, hingga fungsi kekebalan. Ketika ritme ini terganggu, tubuh mengalami kondisi mirip seperti jet lag kronis, di mana sistem tubuh kesulitan beradaptasi karena perbedaan waktu antara aktivitas dan kebutuhan biologis. Akibatnya, pekerja shift malam sering mengalami:

  • Penurunan kualitas tidur

  • Peningkatan kadar stres

  • Ketidakseimbangan hormon

Kondisi ini menciptakan lingkungan tubuh yang lebih rentan terhadap gangguan kesehatan, termasuk kanker payudara.


3. Paparan Cahaya di Malam Hari

Cahaya buatan saat bekerja malam—seperti lampu kantor atau layar elektronik—dapat menekan produksi melatonin. Ini mengganggu ritme sirkadian dan meningkatkan risiko pertumbuhan sel abnormal, termasuk sel kanker payudara.


4. Durasi dan Pola Shift

Semakin lama seseorang menjalani kerja shift malam—terutama lebih dari 10 tahun—semakin besar risikonya. Apalagi jika pola shift sering berubah-ubah dan tidak konsisten, tubuh makin sulit beradaptasi, dan stres biologis meningkat.


Upaya Perlindungan dan Pencegahan

Meskipun tidak semua pekerja shift malam akan terkena kanker payudara, ada langkah-langkah sederhana yang bisa membantu menurunkan risikonya:

  • Tidur cukup dan berkualitas: Usahakan tidur di ruangan gelap, sejuk, dan tenang setelah bekerja malam.

  • Kurangi paparan cahaya: Gunakan lampu redup saat bekerja malam dan hindari layar terang sebelum tidur.

  • Jaga pola makan sehat: Asupan bergizi bantu tubuh memperbaiki sel dan menjaga daya tahan tubuh.

  • Olahraga teratur: Aktivitas fisik rutin terbukti menurunkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.

  • Kelola Stress: Meditasi, relaksasi, atau konseling bisa membantu mengurangi beban stres akibat kerja malam.


Kerja malam memang tidak selalu bisa dihindari. Namun, penting bagi pekerja, pemberi kerja, dan pembuat kebijakan untuk memahami bahwa kerja shift malam dalam jangka panjang berisiko terhadap kesehatan, termasuk meningkatkan risiko kanker payudara.

Dengan edukasi yang tepat, kebijakan kerja yang mendukung, dan penerapan gaya hidup sehat, risiko ini bisa ditekan secara signifikan. Melindungi pekerja wanita bukan hanya soal kenyamanan kerja, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan publik Indonesia.


Solusi dari KALGen Innolab

KALGen Innolab hadir sebagai mitra terpercaya dalam deteksi dini kanker. Dengan teknologi modern dan tenaga ahli berpengalaman, kami menyediakan layanan pemeriksaan kanker payudara dan kolorektal yang akurat, menyeluruh, dan disesuaikan dengan profil risiko setiap individu.

Melalui program skrining yang dirancang tepat sasaran, kami berkomitmen membantu Anda mengenali potensi risiko sejak dini. Karena kami percaya, deteksi lebih awal bukan hanya meningkatkan peluang kesembuhan—tetapi juga bisa menyelamatkan nyawa.


(Keywords: kerja malam, shift malam, risiko kanker, kanker payudara, kerja shift malam dan kanker payudara, risiko kanker payudara pada pekerja malam, hubungan shift malam dengan kanker, kanker payudara akibat kerja malam)


Referensi:

  1. Sari, A., & Putri, D. (2023). Hubungan kerja shift malam dan kejadian kanker payudara pada pekerja wanita: Tinjauan kasus berbasis bukti. Pro Health: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2), 123–130.

  2. Travis, R. C. (2023). Night shift work and breast cancer risk – 2023 update of epidemiologic evidence. Journal of the National Cancer Center, 3(1), 13–17. https://doi.org/10.1016/j.jncc.2023.02.003 

  3. American Cancer Society. (2023, April 6). Can I lower my risk of breast cancer? https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/risk-and-prevention/can-i-lower-my-risk.html 

  4. National Cancer Institute. (2024, February 9). Breast cancer prevention (PDQ®)–Patient version. https://www.cancer.gov/types/breast/patient/breast-prevention-pdq 

5. Centers for Disease Control and Prevention. (2023, September 26). Reducing risk

for breast cancer. https://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/prevention.htm

Baca Juga Yang Lainnya

Artikel Lainnya
LOADING ...