Siang Klinik Ke-7 PERABOI Jaya 2025
Symposium V : The Novel Personalized Diagnostic & Treatment in Breast Cancer
MammaPrint & BluePrint Updates: Expanding Insights Beyond Recurrence Risk
Bogor, 14 Juni 2025 – Perkembangan teknologi kedokteran membawa angin segar dalam penanganan kanker payudara, khususnya melalui pendekatan personalized medicine. Hal ini menjadi fokus utama dalam Simposium V Siang Klinik ke-7 PERABOI Jaya 2025 yang mengusung tema “The Novel Personalized Diagnostic & Treatment in Breast Cancer: MammaPrint & BluePrint Updates”.
Acara ini dihadiri oleh para dokter bedah onkologi dan peserta pelatihan dari seluruh Indonesia, yang antusias menggali pemahaman terbaru mengenai diagnosis dan terapi kanker payudara stadium awal berbasis genomik.
Apa Itu Personalized Medicine dalam Kanker Payudara?
Pengobatan yang dipersonalisasi atau personalized medicine adalah pendekatan medis yang disesuaikan dengan karakter biologis setiap pasien, berdasarkan informasi genomik, lingkungan, dan gaya hidup pasien. Pendekatan ini telah digunakan pada berbagai penyakit, termasuk kanker payudara. Kanker payudara sendiri masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan di Indonesia, tidak hanya karena prevalensinya yang tinggi, tetapi juga karena keragaman biologisnya. Salah satu aspek kunci dalam personalized medicine dalam penanganan kanker payudara adalah pemeriksaan genomik untuk menentukan terapi yang tepat.
Peran MammaPrint dan BluePrint dalam Diagnosis Kanker Payudara
Dua teknologi genomik yang kini banyak digunakan untuk mendukung keputusan terapi adalah MammaPrint dan BluePrint. Kedua pemeriksaan ini memiliki keunggulan dalam menentukan arah terapi untuk pasien kanker payudara stadium 1 dan 2.
MammaPrint bertujuan untuk menilai risiko kekambuhan kanker payudara dalam 10 tahun setelah diagnosis dan untuk menentukan apakah pasien perlu pemberian kemoterapi adjuvan setelah operasi atau tidak.
BluePrint bertujuan untuk membantu memilih jenis terapi yang paling tepat sesuai dengan subtipe molekularnya, sehingga dokter dapat menentukan terapi target yang lebih spesifik.
Kedua pemeriksaan ini mendukung berkembangnya konsep personalized medicine.
Penjelasan Para Ahli dalam Simposium V PERABOI
Dr. dr. Denni Joko Purwanto, SpB(Subsp.Onk)(K), MM
Dalam sesi berjudul “MammaPrint & BluePrint Updates: Expanding Insights Beyond Recurrence Risk”, beliau memaparkan bahwa gabungan pemeriksaan MammaPrint (70 gen) dan BluePrint (80 gen) dapat membantu:
Menentukan perlunya kemoterapi atau tidak
Menyesuaikan durasi terapi endokrin
Mengidentifikasi pasien yang cocok untuk terapi adjuvan/neoadjuvan, target therapy (misalnya olaparib), atau imunoterapi (seperti durvalumab, pembrolizumab)
Mengetahui subtipe molekuler yang cenderung resisten terhadap CDK4/6 inhibitor
Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, SpB.Subsp.Onk(K), M.Epid, MARS
Dokter spesialis bedah onkologi yang aktif berpraktik di daerah Jakarta dan Tangerang,. Sebagai moderator acara Symposium V: The Novel Personalized Diagnostic & Treatment in Breast Cancer dengan interaktif dan informatif. Beliau menekankan bahwa profil genomik memainkan peran penting dalam menentukan prognosis dan perawatan kanker payudara stadium 1 dan 2. Dengan menganalisis aktivitas gen pada tumor, profil genomik dapat memprediksi risiko kekambuhan dan membantu dalam menentukan jenis dan durasi terapi yang paling efektif.
Harapan Implementasi MammaPrint dan BluePrint di Indonesia
Simposium ini menjadi momen penting bagi para dokter bedah onkologi Indonesia untuk memperluas wawasan mengenai pendekatan diagnostik dan terapi berbasis genomik dalam kanker payudara. Melalui pemaparan terkini mengenai MammaPrint dan BluePrint, para peserta berdiskusi mengenai pentingnya stratifikasi risiko yang lebih presisi serta penentuan subtipe molekuler yang akurat.
Diharapkan kedepannya para dokter dapat mengintegrasikan utilitas seperti MammaPrint dan BluePrint dalam praktik klinis sehari-hari, sehingga keputusan terapi yang diberikan benar-benar selaras dengan prinsip personalized medicine — mengutamakan kebutuhan unik setiap pasien berdasarkan profil biologis tumornya.