Pemeriksaan payudara sering kali menimbulkan kecemasan. Namun, tahukah Anda bahwa hanya 3-6% perubahan klinis pada payudara disebabkan oleh kanker? Sebagian besar temuan bersifat jinak. Memahami kondisi ini tidak hanya mengurangi kekhawatiran tetapi juga meningkatkan kewaspadaan akan kesehatan payudara. Simak penjelasan lengkapnya berikut!
Mengapa Temuan Jinak pada Payudara Perlu Diwaspadai?
Penyakit payudara jinak dialami oleh 50% wanita di atas 30 tahun, terutama yang terkait dengan ketidakseimbangan hormon. Meski tidak ganas, beberapa kondisi seperti hiperplasia atipikal bisa meningkatkan risiko kanker payudara hingga 2 kali lipat. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemantauan rutin tetap penting.
5 Jenis Penyakit Payudara Jinak yang Sering Ditemukan
1. Kista Payudara
Kista adalah kantung berisi cairan yang terasa lunak dan mudah bergerak saat ditekan. Ukurannya bisa berubah seiring siklus menstruasi. Penanganan: Aspirasi cairan atau observasi rutin.
2. Fibroadenoma
Benjolan karet berbentuk bulat ini umum dialami wanita usia 20-30 tahun. Fibroadenoma tidak berbahaya, tetapi jika membesar, dokter mungkin menyarankan operasi pengangkatan.
3. Penyakit Payudara Fibrokistik
Ditandai dengan nyeri, benjolan, dan perubahan tekstur payudara. Kondisi ini memengaruhi 50% wanita usia reproduktif dan sering terkait fluktuasi hormon.
4. Hiperplasia
Pertumbuhan berlebih sel di saluran atau lobulus payudara. Hiperplasia atipikal meningkatkan risiko kanker, sehingga perlu pemantauan ketat.
5. Papiloma Intraduktus
Pertumbuhan kecil seperti kutil di dalam saluran susu. Gejalanya berupa cairan bening atau berdarah dari puting.
Gejala dan Diagnosis Penyakit Payudara Jinak
Gejala umum meliputi:
- Nyeri payudara (biasanya unilateral).
- Benjolan yang teraba.
- Keluarnya cairan dari puting.
Diagnosis dilakukan melalui:
1. Pemeriksaan klinis oleh dokter.
2. Pencitraan radiologis (mamografi/USG) dengan klasifikasi BI-RADS.
3. Biopsi jika ditemukan kelainan mencurigakan.
Meski jinak, beberapa kondisi memerlukan evaluasi berkala untuk memantau risiko kanker.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin untuk Deteksi Dini
WHO menekankan bahwa 60% kasus kanker payudara bisa diobati jika terdeteksi dini. Pemeriksaan rutin seperti SADARI (periksa payudara sendiri) dan mamografi wajib dilakukan, terutama bagi:
- Wanita di atas 40 tahun.
- Mereka dengan riwayat keluarga kanker.
- Pengidap kondisi jinak berisiko tinggi (misal hiperplasia atipikal).
KALGen Innolab menyediakan layanan pemeriksaan kanker payudara dengan teknologi terkini, seperti:
- Mamografi digital resolusi tinggi.
- USG payudara untuk membedakan kista dan tumor padat.
- Biopsi berbasis pencitraan untuk diagnosis akurat.
Dengan tim profesional berpengalaman, kami membantu Anda membedakan kondisi jinak dan ganas secara tepat, memberikan ketenangan pikiran dan penanganan optimal.
FAQ:
Q: Apakah penyakit payudara jinak bisa menjadi kanker?
A: Sebagian besar tidak, tetapi hiperplasia atipikal meningkatkan risiko.
Q: Kapan harus melakukan pemeriksaan payudara?
A: Lakukan SADARI tiap bulan setelah menstruasi, dan mamografi rutin setelah usia 40 tahun.
Sumber: