Mengingat perbedaan ciri dan penyebab kanker paru pada perokok dan bukan perokok, KALGen Innolab hadir memberikan solusi pemeriksaan yang tepat. Dengan teknologi lab terkini dan tim ahli berpengalaman, KALGen Innolab menyediakan layanan pemeriksaan komprehensif, mulai dari tes mutasi gen EGFR (yang menjadi penyebab mutasi pada penderita kanker paru non perokok), pemeriksaan biomarker tumor, hingga analisis histopatologi untuk melihat karakter sel kanker secara detail. Deteksi dini melalui pemeriksaan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan memungkinkan pengobatan yang lebih terarah, terutama untuk pasien non-perokok dengan profil mutasi gen tertentu, pemeriksaan ini dapat membuka peluang untuk mendapatkan terapi target yang lebih efektif.
Jenis Histologi Kanker dan Pola Pertumbuhan
Secara histologi, kanker paru pada perokok dan non-perokok memiliki perbedaan yang cukup jelas. Pada perokok, jenis yang paling sering ditemukan adalah kanker paru sel kecill (SCLC) dan karsinoma sel skuamosa. Penelitian menunjukkan bahwa risiko relatif untuk karsinoma sel skuamosa pada perokok meningkat hingga 13,5 kali dibandingkan dengan non-perokok, sementara untuk karsinoma sel kecil, risikonya mencapai 15,4 kali lebih besar dibandingkan non perokok. Sekitar 9 dari 10 kasus kanker paru tipe karsinoma sel skuamosa disebabkan oleh rokok.
Sebaliknya, bagi individu yang tidak merokok, adenokarsinoma merupakan tipe kanker paru yang paling sering ditemukan dengan prevalensi antara 70-93% dari semua kasus kanker paru di kelompok ini. Penelitian menunjukkan bahwa kanker paru tipe adenokarsinoma memiliki korelasi yang lebih rendah dengan kebiasaan merokok, dengan risiko relatif sebesar 3,1 kali. Jenis kanker paru ini sering kali disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan lain.
Lokasi Kanker di Paru-Paru
Kanker paru yang dialami oleh orang yang tidak merokok menunjukkan pola lokasi yang berbeda dibandingkan dengan perokok. Pada orang yang tidak merokok, kanker paru cenderung muncul di area pinggir paru-paru dan dapat tidak terdeteksi hingga mencapai tahap yang lebih parah.Pada orang yang merokok, kanker paru lebih sering muncul di jalur pernapasan bagian dalam atau di bagian tengah paru-paru.Kanker paru pada orang yang tidak merokok cenderung memiliki peluang hidup lebih baik di stadium awal, namun pada stadium lanjut, penyakit bisa kambuh lebih cepat.
Profil Molekuler dan Mutasi Genetik
Perbedaan fundamental dalam patogenesis kanker paru antara kedua kelompok terletak pada mutasi genetik dan profil molekuler. Pada kelompok non-perokok mutasi gen EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) ditemukan pada hampir setengah pasien (sekitar 45%). Pada kelompok perokok, mutasi gen ini hanya ditemukkan sebanyak 7%. Mutasi EGFR ditemukan lebih umum pada tipe adenokarsinoma (30%) dibandingkan dengan tipe histologi lain (2%).
Penelitian mengungkapkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kebiasaan merokok dan frekuensi terjadinya mutasi EGFR. Jenis mutasi EGFR yang paling sering ditemukan adalah penghapusan pada exon 19 yang menghilangkan urutan leucine-arginine-glutamate-alanine (LREA) serta mutasi titik di posisi 858 pada exon 21 (L858R). Kanker yang memiliki mutasi EGFR sangat tergantung pada sinyal dari EGFR untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.
Selain itu, variasi germline pada gen EGFR seperti T790M juga memperlihatkan pola yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak merokok dengan variasi germline EGFR T790M lebih cenderung mengembangkan kanker paru daripada perokok, dengan angka kejadian yang lebih tinggi pada wanita. Hal ini menunjukkan bahwa variasi germline EGFR T790M menciptakan sindrom kanker paru yang diturunkan khusus untuk individu non-perokok.
Dampak Terhadap Pengobatan
Perbedaan molekuler ini memiliki pengaruh penting dalam pemilihan terapi. Non-perokok dengan mutasi EGFR memiliki respons yang sangat baik terhadap inhibitor tirosin kinase EGFR, yang memberikan pilihan terapi yang lebih efektif dibandingkan kemoterapi konvensional. Dr. Mihir Naik dari Cleveland Clinic menjelaskan, “Perbedaan terbesar adalah, pada non-perokok dengan kanker paru, kita menemukan faktor pendorong dan perubahan genetik yang berbeda. Kabar baiknya, hal ini membuka peluang untuk memberikan terapi yang lebih efektif dan lebih tepat sasaran bagi mereka.”
Skrining dan Deteksi Dini
American Cancer Society telah merevisi pedoman pemeriksaan kanker paru, yang merekomendasikan pemeriksaan setiap tahun menggunakan CT scan dosis rendah bagi orang berusia antara 50 hingga 80 tahun yang aktif merokok atau memiliki riwayat merokok 2 bungkus per hari selama 10 tahun. Pedoman ini merupakan pengembangan dari kriteria sebelumnya, yang menyebutkan hanya mencakup usia 55-74 tahun dengan riwayat merokok 3 bungkus per hari selama 10 tahun.Namun, kesulitan terbesar dalam deteksi kanker parupada orang yang tidak merokok adalah mengidentifikasi kelompok dengan risiko tinggi. Akibatnya, banyak kasus pada non-perokok baru terdeteksi di tahap lanjut. Padahal, jumlah kasus kanker paru pada non perokok menunjukkan tren yang terus meningkat.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian menunjukkan bahwa kanker paru pada non-perokok mungkin merupakan entitas klinis yang berbeda dengan implikasi untuk skrining, diagnosis, dan pengobatan. Perbedaan yang mencakup aspek histologi, molekuler, dan prognostik menunjukkan perlunya pendekatan yang berbeda dalam menangani kedua populasi ini.
Mengingat kerumitan dalam diagnosis serta perbedaan karakteristik kanker paru pada dua kelompok populasi, KALGen Innolab muncul sebagai solusi utama untuk pemeriksaan diagnostik kanker paru. Dengan memanfaatkan teknologi laboratorium mutakhir dan didukung oleh tim ahli yang berpengalaman, KALGen Innolab menawarkan layanan pemeriksaan menyeluruh yang mencakup uji mutasi gen EGFR yang sangat penting bagi pasien yang tidak merokok, biomarker tumor, dan analisis histopatologi yang tepat. Deteksi awal melalui pemeriksaan yang tepat di KALGen Innolab dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan dan memungkinkan terapi yang lebih terarah, khususnya untuk pasien non-perokok dengan profil mutasi gen tertentu yang memiliki potensi respons yang baik terhadap terapi yang ditargetkan.
Referensi
- World Health Organization. (2020, February 4). Global cancer burden growing, amidst mounting need for services. https://www.who.int/news/item/04-02-2020-global-cancer-burden-growing-amidst-mounting-need-for-services
- Cancer Therapy Advisor. (2021, March 9). Updated ACS guidelines recommend screening more patients for lung cancer. https://www.cancertherapyadvisor.com/home/cancer-topics/lung-cancer/updated-acs-guidelines-recommend-screening-more-patients-for-lung-cancer/
- Local10. (2023, April 18). Experts see increase in nonsmoking related lung cancer. https://www.local10.com/news/local/2023/04/18/experts-see-increase-in-nonsmoking-related-lung-cancer/
- Cleveland Clinic. (2022, March 8). Non-small cell lung cancer behaves surprisingly differently in never-smokers. https://consultqd.clevelandclinic.org/non-small-cell-lung-cancer-behaves-surprisingly-differently-in-never-smokers/
- Khuder, S. A. (2001). Effect of tobacco smoking on various histological types of lung cancer. Current Opinion in Pulmonary Medicine, 7(4), 244–247. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11470979/
- Subramanian, J., & Govindan, R. (2007). Lung cancer in never smokers: Molecular profiles and therapeutic implications. Clinical Cancer Research, 13(15), 3437–3441. https://doi.org/10.1158/1078-0432.CCR-06-2650
- Gazdar, A. F., & Minna, J. D. (2008). Inherited lung cancer syndromes targeting never smokers. Journal of Clinical Oncology, 26(15), 2415–2423. https://doi.org/10.1200/JCO.2007.15.0504