Event

Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok

Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
29 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Selama ini, kanker paru identik dengan kebiasaan merokok. Namun penelitian terbaru menunjukkan bukan hanya asap rokok yang berbahaya. Paparan silika kristal dan debu industri juga bisa menjadi pemicu kanker paru, bahkan pada orang yang sama sekali tidak merokok. Silika kristal adalah partikel yang umum ditemukan di lingkungan kerja industri, seperti pertambangan, konstruksi, dan manufaktur. Silika kristal telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia Grup 1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 1997, artinya terdapat bukti kuat yang menunjukkan hubungan langsung antara paparan silika dengan peningkatan risiko kanker paru. 


Paparan Silika di Lingkungan Kerja

Silika kristal adalah mineral yang sangat melimpah di kerak bumi dan ditemukan dalam batu, tanah, dan pasir. Paparan terhadap partikel halus silika, yang disebut respirable crystalline silica, terutama terjadi dalam lingkungan industri dan okupasi. Pekerja yang berisiko tinggi terpapar silika kristal antara lain penambang, pekerja konstruksi, operator batu giling, pekerja fondri, dan pekerja industri keramik.


Data dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 2,3 juta pekerja terpapar silika di lingkungan kerja, di mana 2 juta berasal dari sektor konstruksi dan 300 ribu lainnya di industri lain.Paparan ini berpotensi menyebabkan munculnya fibrosis paru atau silikosis, yang kemudian dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker paru-paru dalam jangka panjang.


Hubungan Silika dengan Kanker Paru pada Non-Perokok

Studi epidemiologi terbaru menunjukkan bukti yang meyakinkan bahwa pencemaran silika dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker paru, terlepas dari seseorang merokok atau tidak. Sebuah studi analisis meta menemukan bahwa risiko kanker paru akibat paparan silika meningkat sebesar 32% (RR 1,32; 95% CI: 1,23-1,41), dan bahkan melonjak hingga 137% pada pekerja yang telah mengalami silikosis (RR 2,37; 95% CI: 1,98-2,84).


Sebuah penelitian kohort terhadap individu yang tidak merokok menunjukkan bahwa akumulasi debu silika berhubungan signifikan dengan peningkatan kematian akibat kanker paru, meski tanpa faktor merokok.  Untuk kelompok dengan paparan sedang, risikonya mencapai 1,86 kali lipat lebih besar  (CI: 1,15-3,00). 


Bagaimana Silika Menyebabkan Kanker? 

Setelah terhirup, partikel halus silika dapat masuk jauh ke jaringan paru-paru dan mengakibatkan peradangan yang akhirnya berujung pada pembentukan jaringan parut (fibrosis paru). Respons ini memicu pelepasan reactive oxygen species (ROS) dan TNF-alpha oleh sel imun (makrofag alveolar), yang berpotensi merusak DNA sel dan mempercepat pembentukan sel kanker. Penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa silikosis kronis menciptakan kondisi imun yang melemah (immunosuppressive microenvironment), menyebabkan risiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker paru.


Karakteristik Kanker Paru pada Non-Perokok

Kanker paru yang terjadi pada individu yang tidak merokok memiliki ciri yang berbeda dari mereka yang merokok. Pada kelompok non-perokok, kanker ini lebih umum ditemukan pada wanita, biasanya berada di lobus paru bagian bawah, dan sering kali berupa subtipe histopatologi adenokarsinoma. Walaupun non-perokok menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik pada stadium I, mereka cenderung mengalami kekambuhan lebih cepat dan mempunyai angka kematian yang lebih tinggi pada stadium yang lebih parah.


Urgensi Pencegahan dan Deteksi Dini

Studi menunjukkan bahwa sekitar 9,2% dari kasus kanker paru disebabkan oleh faktor pekerjaan (occupational exposure), dengan silika kristal menjadi salah satu penyebab utama selain asbes. Oleh karena itu, pencegahan paparan di tempat kerja dan program skrining dini menjadi langkah penting untuk melindungi populasi berisiko tinggi, terutama non perokok.


Deteksi awal kanker paru-paru pada orang yang terpapar silika kristal menjadi sangat krusial, terutama mengingat perbedaan prognosis pada mereka yang tidak merokok. KALGen Innolab sebagai laboratorium kesehatan terkemuka menawarkan layanan pemeriksaan menyeluruh untuk deteksi awal kanker paru, termasuk biomarker khusus dan panel genetik yang dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko kanker pada pekerja yang terpapar silika kristal. Dengan teknologi diagnostik yang modern, KALGen Innolab mendukung program kesehatan kerja guna melindungi pekerja dari ancaman kanker paru  akibat paparan debu industri.


Referensi

  1. Leung, C. C., Yu, I. T. S., & Chen, W. (2012). Silicosis and lung cancer: current perspectives. Lung Cancer, 105(2), 109–113. https://doi.org/10.2147/COPD.S23353  PMC - Silicosis and lung cancer: current perspectives 

  2. Liu, Y., Steenland, K., Rong, Y., Hnizdo, E., Huang, X., & Chen, W. (2013). Association of silica dust exposure with pulmonary tuberculosis, lung cancer, and chronic obstructive pulmonary disease: a cohort study. American Journal of Epidemiology, 178(9), 1424–1431. https://doi.org/10.1093/aje/kwt163

  3. Cleveland Clinic. (2022, June 22). Non-small cell lung cancer behaves surprisingly differently in never-smokers. https://consultqd.clevelandclinic.org/non-small-cell-lung-cancer-behaves-surprisingly-differently-in-never-smokers/ 

  4. International Agency for Research on Cancer. (1997). Silica, some silicates, coal dust and para-aramid fibrils (IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, Vol. 68). World Health Organization. https://monographs.iarc.who.int/wp-content/uploads/2018/06/mono68.pdf  

  5. National Cancer Institute. (2019, January 25). Crystalline silica: Cancer-causing substances. U.S. Department of Health and Human Services. https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/substances/crystalline-silica

  6. MSD Manual. (n.d.). Silicosis: Lung and airway disorders. MSD Manual Consumer Version. https://www.msdmanuals.com/home/lung-and-airway-disorders/environmental-lung-diseases/silicosis 

  7. Liu, Y., Tang, Y., Rong, Y., Zhou, B., Chen, T., Huang, X., & Chen, W. (2013). Silicosis and smoking strongly increase lung cancer risk in silica-exposed workers. International Archives of Occupational and Environmental Health, 86(6), 653–659. https://doi.org/10.1007/s00420-012-0803-2

  8. Checkoway, H., & Franzblau, A. (2000). Lung cancer among silica-exposed workers: The quest for truth between chance and necessity. American Journal of Public Health, 90(2), 154–155. https://doi.org/10.2105/ajph.90.2.154

  9. Leung, C. C., Yu, I. T. S., & Chen, W. (2012). Silicosis and lung cancer: Current perspectives. International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease, 7, 349–357. https://doi.org/10.2147/COPD.S23375

Baca Juga Yang Lainnya

Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
31 July 2025
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
30 July 2025
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
29 July 2025
Artikel Lainnya
Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
tumor-informed-vs-tumor-agnostic
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
mengapa-berhenti-merokok-menjadi-langkah-utama-pencegahan-kanker-paru
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
paparan-silika-dan-debu-industri-pemicu-kanker-paru-pada-non-perokok
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker yang Tersisa di Dalam Tubuh, Pasca Pengobatan?
cara-mendeteksi-kanker-yang-tersisa
LOADING ...