Event

Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru

Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
30 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Kanker paru merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dan menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang paling serius. Merokok adalah faktor risiko utama yang dapat dimodifikasi untuk mencegah kanker paru. Data menunjukkan bahwa hampir 9 dari 10 kasus kanker paru dapat dihindari jika perokok aktif berhenti merokok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tembakau membunuh lebih dari 7 juta orang setiap tahun, termasuk sekitar 1,6 juta non-perokok yang terpapar asap rokok pasif. Oleh karena itu, berhenti merokok menjadi langkah yang paling efektif dan mendesak dalam pencegahan kanker paru.


Hubungan Fatal Antara Merokok dan Kanker Paru

Merokok adalah penyebab utama dari 80-90% kasus kanker paru. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa kanker paru berkembang pada sekitar 10-20% dari semua perokok, dan 87% kematian akibat kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.


Asap dari rokok mengandung sekitar 7.000 jenis bahan kimia, dengan setidaknya 150 diantaranya bersifat karsinogenik.. Zat-zat berbahaya ini menyebabkan kerusakan DNA, peradangan kronis, dan gangguan regenerasi sel paru, yang dari waktu ke waktu dapat memicu transformasi menjadi sel kanker. Dengan berjalannya waktu, hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker pada para perokok. 


Manfaat Berhenti Merokok

Kabar baiknya, berhenti merokok memiliki manfaat yang mulai terasa dengan segera dan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Berikut adalah timeline manfaat kesehatan dari berhenti merokok.

  • 20 menit setelah berhenti merokok: Tekanan darah dan detak jantung yang sebelumnya meningkat akibat merokok, perlahan mulai turun ke angka normal, peredaran darah menjadi lebih baik.

  • 12 jam setelah berhenti merokok: Kadar karbon monoksida yang sebelumnya tinggi akibat merokok, kini kembali ke tingkat normal, selain itu kadar oksigen dalam tubuh mulai membaik.

  • 3 hari setelah berhenti merokok: Bernafas mulai terasa lebih mudah karena saluran pernafasan (terutama bronkus) yang tadinya sempit akibat merokok, kini mengalami relaksasi.

  • 3 bulan pertama sejak berhenti merokok: Fungsi paru-paru dan sirkulasi darah mulai menunjukkan tanda perbaikan, risiko serangan jantung menurun.

  • 9 bulan sejak berhenti merokok: Batuk dan sesak napas yang terjadi akibat merokok kini membaik. Racun yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan fungsi silia –rambut halus yang berfungsi menjaga paru-paru tetap bersih– terganggu, sehingga orang yang merokok lebih rentan terkena infeksi paru. Setelah 9 bulan penuh berhenti merokok, silia mulai tumbuh kembali dan menjalani fungsinya dengan baik, sehingga risiko mengalami infeksi pernafasan pun menurun.

  • 10 tahun berhenti merokok: Risiko meninggal akibat kanker paru turun hingga setengahnya.

  • 15 tahun berhenti merokok: Risiko terserang penyakit arteri koroner dan serangan jantung hampir setara dengan orang yang tidak pernah merokok


Bukti Ilmiah: Berhenti Merokok Dapat Menurunkan Risiko Kanker Paru 

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Network Open, melibatkan hampir 3 juta orang, menunjukkan bahwa orang yang berhenti merokok memiliki penurunan risiko kanker paru sebesar 42% dibandingkan dengan yang terus merokok. Studi ini juga menemukan bahwa berhenti merokok mengurangi risiko kanker pada usia berapa pun. Meskipun berhenti merokok sebelum mencapai usia 50 tahun menawarkan keuntungan yang lebih besar dengan penurunan risiko mencapai 57%, tetapi berhenti merokok setelah usia tersebut juga masih memberikan manfaat yang signifikan, dengan penurunan risiko kanker paru sebesar 39% dibandingkan dengan mereka yang terus merokok.


Penelitian lain dari UK Biobank yang dipublikasikan pada tahun 2025 menunjukkan bahwa mantan perokok yang berhenti merokok lebih dari 15 tahun memiliki risiko kematian (akibat semua penyebab) 30% lebih rendah dan risiko kematian spesifik kanker paru-paru sebesar 29-31% lebih rendah. Bahkan partisipan berusia di atas 60 tahun masih dapat memperoleh manfaat dari berhenti merokok untuk memperpanjang usia onset kanker paru-paru.


Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk mulai berhenti merokok. Berhenti merokok di usia berapapun tetap memberikan manfaat dalam mencegah kanker paru.


Bukti Ilmiah: Berhenti Merokok Tetap Bermanfaat setelah Diagnosis Kanker 

Berhenti merokok, bahkan setelah didiagnosis kanker paru ditegakkan, tetap memberikan manfaat besar. Sebuah studi prospektif yang dilakukan di Rusia menemukan bahwa median waktu bertahan hidup 21,6 bulan lebih tinggi pada pasien yang berhenti merokok dibandingkan dengan yang terus merokok (6,6 tahun vs 4,8 tahun). Studi juga mengungkapkan bahwa tingkat hidup setelah 5 tahun lebih tinggi (60,6% dibandingkan 48,6%) untuk pasien yang berhenti merokok setelah mendapatkan diagnosis kanker paru. Keuntungan perlindungan dari berhenti merokok terlihat di semua kelompok, termasuk mereka yang merokok ringan hingga sedang dan berat, pasien dengan tahap tumor awal dan lanjut, serta pasien kanker paru tanpa memandang penggunaan kemoterapi atau radioterapi.


Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menginformasikan bahwa setelah 12 tahun berhenti merokok, risiko terkena kanker paru akan berkurang lebih dari 50 persen dibandingkan dengan perokok. Setelah 15 tahun, kemungkinan untuk mengalami kanker paru hampir setara dengan individu yang tidak pernah merokok.


Pencegahan Kanker Lainnya

Selain mengurangi kemungkinan kanker paru, menghentikan kebiasaan merokok juga membawa banyak keuntungan dalam mencegah berbagai macam kanker lainnya. Menurut Cleveland Clinic, dalam waktu 5 tahun setelah menghentikan merokok, peluang terkena kanker mulut, tenggorokan, esofagus, dan kandung kemih menurun hingga 50 persen.


WHO menekankan bahwa meskipun 80-90% dari semua kanker paru berhubungan dengan merokok, namun penggunaan tembakau juga memiliki peran dalam menyebabkan keganasan mulut, laring, faring, hidung dan sinus, kerongkongan, lambung, hati, pankreas, ginjal, kandung kemih, serviks, dan usus serta satu jenis kanker ovarium dan beberapa jenis leukemia.


Berhenti merokok juga berarti melindungi orang-orang terdekat dari paparan asap rokok pasif, yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernapasan serius, seperti penyakit jantung koroner dan kanker paru. 


KALGen Innolab bertekad untuk berkontribusi dalam usaha pencegahan kanker paru melalui program pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh. Dengan menggunakan teknologi terbaru untuk layanan pemeriksaan kanker paru, KALGen Innolab berperan dalam deteksi dini yang sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan. Jika Anda memiliki riwayat merokok atau telah terpapar risiko kanker paru, silakan berkonsultasi dengan tim medis profesional KALGen Innolab untuk mendapatkan pemeriksaan yang sesuai dan tepat.


Referensi

  1. National Health Service (NHS). (2023). Lung cancer: Prevention. https://www.nhs.uk/conditions/lung-cancer/prevention/ 

  2. American College of Cardiology. (2022, November 29). Postdiagnosis smoking cessation and lung cancer survival. https://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2022/11/29/14/26/postdiagnosis-smoking-cessation-and-lung-cancer-survival

  3. Sandoiu, A. D. (2018, October 11). Risk of lung cancer significantly decreases after smoking is stopped. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323399 

  4. Guo, Y., Wu, L., Yu, J., Li, X., Huang, J., & Zhang, Z. (2022). Smoking cessation is a protective factor for lung cancer onset and mortality: A population-based prospective cohort study. Frontiers in Public Health, 10, 978942. https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.978942 

  5. World Health Organization. (2022, February 4). World Cancer Day: Know the facts – Tobacco and alcohol both cause cancer. https://www.who.int/news/item/04-02-2022-world-cancer-day-know-the-facts---tobacco-and-alcohol-both-cause-cancer 

  6. World Health Organization. (2024, May 24). Tobacco. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco 

  7. Islami, F., Torre, L. A., & Jemal, A. (2015). Reducing lung cancer and other tobacco-related cancers in Europe: Smoking cessation is the key. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, 24(4), 615–617. https://doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-14-1259 

  8. MedicineNet. (n.d.). What percentage of smokers get lung cancer? Retrieved July 21, 2025, from https://www.medicinenet.com/what_percentage_of_smokers_get_lung_cancer/article.htm

  9. Cleveland Clinic. (2021, November 18). What happens when you quit smoking? Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/happens-body-quit-smoking

Baca Juga Yang Lainnya

Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
31 July 2025
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
30 July 2025
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
Ditinjau oleh dr. Devi Elora Gugun - KALGen Academia Team
29 July 2025
Artikel Lainnya
Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
tumor-informed-vs-tumor-agnostic
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
mengapa-berhenti-merokok-menjadi-langkah-utama-pencegahan-kanker-paru
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
paparan-silika-dan-debu-industri-pemicu-kanker-paru-pada-non-perokok
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker yang Tersisa di Dalam Tubuh, Pasca Pengobatan?
cara-mendeteksi-kanker-yang-tersisa
LOADING ...