Saat mendengar kata "kanker payudara", kebanyakan orang langsung membayangkan perempuan sebagai penderitanya. Padahal, laki-laki juga bisa mengalami kanker payudara. Meski jumlahnya jauh lebih sedikit, kanker payudara pada pria adalah penyakit yang serius dan sering terlambat terdeteksi.
Kanker payudara pada pria atau Male breast cancer (MBC), memang tergolong langka, hanya sekitar 1% dari seluruh kasus kanker payudara. Meskipun terlihat kecil, angka ini tetap signifikan, terutama karena keterlambatan diagnosis bisa membuat pengobatan menjadi lebih rumit dan peluang sembuh menurun. Karena jaringan payudara pria lebih kecil, sel kanker bisa lebih cepat menyebar ke jaringan sekitar. Ditambah lagi, karena minimnya informasi dan stigma sosial, banyak pria mengabaikan gejala awal yang muncul.
Mengapa Kanker Payudara pada Pria Sulit Dideteksi?
Mendiagnosis kanker payudara pada pria memiliki sejumlah tantangan unik yang berbeda dibandingkan pada wanita. Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam mendiagnosis kanker payudara pada pria:
1. Struktur Jaringan yang Terbatas
Jaringan payudara pria sangat sedikit, sehingga bila ada benjolan, kanker bisa cepat menyebar ke kulit, dinding dada, atau kelenjar getah bening. Ini membuat kanker lebih sulit ditangani bila tidak terdeteksi sejak awal.
2. Tidak Ada Skrining Rutin
Berbeda dengan wanita yang mendapatkan anjuran pemeriksaan mammografi secara berkala, pria tidak memiliki program skrining rutin. Pemeriksaan biasanya baru dilakukan saat gejala sudah parah, artinya penyakit sudah berkembang lebih lanjut. Hal ini menyebabkan sebagian besar diagnosis baru ditegakkan ketika kanker sudah berada pada stadium lanjut, dengan penyebaran lokal atau regional yang signifikan.
3. Sulit Dibaca pada Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan seperti mammografi dan USG bisa digunakan untuk pria, tetapi interpretasinya lebih sulit karena jaringan payudara yang tipis. Karena jaringan payudara pria lebih tipis dan padat, lesi kecil sulit dibedakan dari struktur normal, dan akurasi diagnosis bisa lebih rendah jika tidak dilakukan oleh radiolog berpengalaman. Selain itu, mammografi mungkin terasa tidak nyaman bagi pasien pria karena ukuran jaringan yang sempit, sehingga dapat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan.
4. Gejala Sering Dianggap Sepele
Banyak tenaga kesehatan tidak langsung mencurigai kanker payudara saat pria datang dengan keluhan benjolan di dada. Gejala tersebut kerap diasosiasikan dengan:
Ginekomastia (pembesaran payudara non-kanker akibat hormon)
Lipoma (tumor jinak dari jaringan lemak)
Mastitis (infeksi jaringan payudara)
Akibatnya, diagnosis kanker bisa tertunda. Penundaan diagnosis akibat salah tafsir ini dapat menyebabkan hilangnya waktu yang berharga untuk penanganan kanker.
5. Stigma Sosial dan Rasa Malu
Bagi sebagian besar pria, membicarakan atau memeriksakan kondisi payudara dianggap tabu. Banyak pasien merasa malu, enggan, atau bahkan takut untuk menjalani pemeriksaan di area tubuh yang sering diasosiasikan dengan perempuan. Rasa malu ini bisa menunda kunjungan ke dokter dan memperburuk kondisi.
Waspadai Gejala Kanker Payudara pada Pria
Untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini, para pria perlu mengetahui gejala awal kanker payudara, yaitu
Benjolan keras yang tidak nyeri di bawah puting
Perubahan pada kulit dada seperti kemerahan, luka, atau tekstur kulit seperti kulit jeruk
Puting masuk ke dalam
Cairan keluar dari puting (terutama jika berdarah)
Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak
Siapa yang Berisiko?
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pria terkena kanker payudara antara lain:
Riwayat keluarga dengan kanker payudara, terutama yang berkaitan dengan mutasi gen BRCA2
Usia di atas 60 tahun
Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya kadar testosteron atau meningkatnya estrogen
Paparan radiasi di area dada
Penyakit hati atau testis tertentu
Kanker payudara bukan hanya milik perempuan. Meski jarang, kanker ini bisa menyerang pria dan dapat berkembang dengan cepat jika tidak terdeteksi sejak dini. Edukasi yang tepat dan keberanian untuk memeriksakan diri adalah langkah awal yang sangat penting. Jangan tunggu gejala menjadi parah, waspadai tanda-tandanya, dan segera konsultasi ke dokter jika ada keluhan pada area dada. Pemeriksaan dini, respons cepat terhadap gejala, serta akses ke fasilitas kesehatan yang memadai menjadi kunci dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang berkelanjutan, baik di tingkat masyarakat maupun tenaga kesehatan, untuk mendorong pemahaman bahwa kanker payudara bukanlah penyakit eksklusif perempuan.
KALGen Innolab: Solusi Cerdas untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Dalam upaya mendukung pencegahan kanker sejak awal, KALGen Innolab menghadirkan layanan skrining kanker payudara yang menyeluruh dengan dukungan teknologi mutakhir. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi perubahan sel secara dini, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Jangan abaikan tanda-tanda awal! Lindungi diri Anda dengan melakukan skrining secara rutin dan konsultasi kesehatan payudara di KALGen Innolab—karena deteksi dini dapat membuat perbedaan besar.
(Keywords: Pria, kanker payudara, kanker payudara pada pria, deteksi dini kanker, gejala kanker payudara, deteksi kanker payudara pria)
Referensi:
1. National Library of Medicine. (2023, April 4). Male breast cancer.
https://medlineplus.gov/malebreastcancer.html
2. Al-Haddad, S., & Al-Shehri, A. (2019). Delayed presentation, diagnosis, and psychosocial aspects of male breast cancer. International Journal of Health Sciences, 13(6), 1–5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6880656/
3. Comprehensive Cancer Centers. (2022, Oktober 12). Comprehensive Cancer looks at breast cancer challenges for men. https://www.cccnevada.com/blog/comprehensive-cancer-looks-at-breast-cancer-challenges-for-men/