Event

Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker yang Tersisa di Dalam Tubuh, Pasca Pengobatan?

Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
28 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Setelah pengobatan kanker seperti operasi atau kemoterapi, banyak pasien berharap bahwa kanker sudah hilang sepenuhnya. Namun, dalam beberapa kasus, sel kanker bisa saja masih tersisa dalam tubuh, meskipun tidak terlihat dalam pemeriksaan standar. Inilah yang disebut sebagai Minimal Residual Disease (MRD) — sisa-sisa kanker dalam jumlah sangat kecil yang bisa memicu kekambuhan di kemudian hari.


Saat ini, terdapat tiga metode untuk mendeteksi sisa sel kanker pada tumor padat, setelah pengobatan. Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.


1. PET-CT Scan

PET-CT adalah pemeriksaan pencitraan medis yang melihat aktivitas metabolisme dari sel kanker. Zat radioaktif akan disuntikkan ke dalam tubuh, lalu dipantau untuk melihat lokasi yang kemungkinan masih terdapat sel kanker aktif.

  • Kelebihan: Menentukan lokasi dan ukuran kanker yang aktif secara klinis, dapat membantu menentukan lokasi metastasis kanker dan staging secara klinis.

  • Keterbatasan: Hanya bisa mendeteksi jika ukuran kanker cukup besar (≥5–10 mm)1 dan masih aktif secara metabolik. Tidak bisa menangkap MRD dalam ukuran kecil.


2. CTC (Circulating Tumor Cells)

CTC adalah sel utuh yang terlepas dari tumor dan masuk ke aliran darah. Deteksinya dilakukan menggunakan flow cytometry dan kadang perlu dilakukan kultur sel untuk memperbanyak jumlahnya.

  • Kelebihan: Cocok untuk riset tentang sifat biologis sel kanker atau pengujian sensitivitas obat.

  • Keterbatasan:

  • Jumlahnya sangat sedikit dalam sirkulasi darah, apalagi saat pasien dalam masa remisi.

  • Kurang sensitif untuk mendeteksi MRD.

  • Proses analisis lebih rumit karena perlu isolasi dan kultur sel.


3. ctDNA (Circulating Tumor DNA)

ctDNA adalah fragmen DNA dari sel kanker yang masuk ke dalam darah karena proses alami sel kanker seperti apoptosis atau nekrosis. Dengan bantuan teknologi Next Generation Sequencing (NGS), ctDNA dapat dianalisis dengan sangat detail.

 

ctDNA vs CTC untuk mendeteksi Minimal Residual Disease


Gambar 1: Perbedaan bentuk Circulating Tumor Cell dan Circulating Tumor DNA.2

 

Keunggulan utama ctDNA dibanding CTC antara lain:

●     Lebih sensitif dan akurat untuk deteksi MRD.

●     Lebih mudah dianalisis (tidak perlu kultur sel).

●     Jumlah lebih stabil dalam sirkulasi darah.

●     Mencerminkan kondisi tumor secara real-time.


ctDNA vs PET Scan untuk mendeteksi Minimal Residual Disease

ctDNA dapat mendeteksi kekambuhan penyakit 3-12 bulan lebih awal dibanding PET-Scan. Pada kanker kolorektal, ctDNA dapat mendeteksi 5-10 bulan lebih awal. Pada kanker payudara 6-11 bulan lebih awal. Kanker Paru 5,2 bulan lebih awal. Kanker pankreas 6,5 bulan lebih awal. Kanker nasofaring 6 bulan lebih awal. Pemeriksaan ctDNA bisa dilakukan berulang kali tanpa risiko radiasi. Mendeteksi ctDNA artinya mendeteksi Minimal Residual Disease pada tingkat molekuler.

 

Solusi dari KALGen Innolab

Setelah pengobatan kanker, deteksi MRD sangat penting untuk memastikan apakah benar-benar tidak ada sisa kanker yang tersisa. Dibandingkan metode lain, ctDNA saat ini menjadi pendekatan paling sensitif dan aman untuk deteksi MRD pada tumor padat. Dengan mendeteksi MRD lebih awal, dokter bisa mencegah kekambuhan kanker lebih cepat, menghindari terapi tambahan yang tidak perlu, menyusun strategi pengobatan yang lebih presisi dan personal. Untuk mendukung hal ini, KALGen Innolab berinovasi menghadirkan layanan KAL-Detect, pemeriksaan MRD berbasis ctDNA dengan pendekatan tumor-informed yang dirancang secara khusus mengikuti profil genetik unik dari tumor pasien.

 

 

Referensi:

 

  1. Delbeke D, Coleman RE, Guiberteau MJ, Brown ML, Royal HD, Siegel BA, et al. Procedure guideline for tumor imaging with 18F-FDG PET/CT 1.0. J Nucl Med. 2006;47(5):885–95.

  2. Zhu L, Xu R, Yang L, Shi W, Zhang Y, Liu J, Li X, Zhou J, Bing P. Minimal residual disease (MRD) detection in solid tumors using circulating tumor DNA: a systematic review. Front Genet. 2023 Aug 10;14:1172108. doi: 10.3389/fgene.2023.1172108. PMID: 37636270; PMCID: PMC10448395.

  3. Henriksen TV, Tarazona N, Reinert T, et al. Circulating tumor DNA as a minimal residual disease marker in solid tumors: A systematic review. JAMA Oncol. 2023;9(5):671–679. doi:10.1001/jamaoncol.2022.6135

  4. Chidharla A, Rapoport E, Agarwal K, Madala S, Linares B, Sun W, Chakrabarti S, Kasi A. Circulating Tumor DNA as a Minimal Residual Disease Assessment and Recurrence Risk in Patients Undergoing Curative-Intent Resection with or without Adjuvant Chemotherapy in Colorectal Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis. Int J Mol Sci. 2023 Jun 16;24(12):10230. doi: 10.3390/ijms241210230. PMID: 37373376; PMCID: PMC10298915.

  5. Siravegna G, Marsoni S, Siena S, Bardelli A. Integrating liquid biopsies into the management of cancer. Nat Rev Clin Oncol. 2017;14(9):531–48. doi:10.1038/nrclinonc.2017.14

  6. Alix-Panabières C, Pantel K. Clinical applications of circulating tumor cells and circulating tumor DNA as liquid biopsy. Cancer Discov. 2016 May;6(5):479–91. doi:10.1158/2159-8290.CD-15-1483

  7. Ignatiadis M, Sledge GW, Jeffrey SS. Liquid biopsy enters the clinic—implementation issues and future challenges. Nat Rev Clin Oncol. 2021 Mar;18(5):297–312. doi:10.1038/s41571-020-00457-x

Baca Juga Yang Lainnya

Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
31 July 2025
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
30 July 2025
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
Ditulis oleh Medical Team KALGen Academia
29 July 2025
Artikel Lainnya
Dua Pendekatan dalam Mendeteksi Sisa Kanker: Tumor-Informed vs Tumor-Agnostic
tumor-informed-vs-tumor-agnostic
Mengapa Berhenti Merokok Menjadi Langkah Utama Pencegahan Kanker Paru
mengapa-berhenti-merokok-menjadi-langkah-utama-pencegahan-kanker-paru
Paparan Silika dan Debu Industri: Pemicu Kanker Paru pada Non-Perokok
paparan-silika-dan-debu-industri-pemicu-kanker-paru-pada-non-perokok
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker yang Tersisa di Dalam Tubuh, Pasca Pengobatan?
cara-mendeteksi-kanker-yang-tersisa
LOADING ...